Suatu
himpunan dinyatakan dengan huruf kapital, seperti A, B, C, D, ..., dan untuk
menyatakan himpunan itu sendiri dinotasikan dengan tanda kurung kurawal (aqulade). Objek yang dibicarakan dalam
himpunan tersebut dinamakan anggota (elemen,
unsur). Anggota-anggota dari suatu himpunan dinyatakan dengan huruf kecil atau
angka-angka dan berada di dalam tanda kurawal. Tanda keanggotaan dinotasikan
dengan ∈, sedangkan tanda bukan anggota dinotasikan dengan ∉.
Jika x adalah anggota dari A maka dapat ditulis x ∈ A, dan jika y bukan
anggota himpunan A maka ditulis dengan y ∉ A. Banyaknya anggota dari suatu himpunan disebut
dengan kardinal (bilangan kardinal) himpunan tersebut. Jika A adalah suatu himpunan,
maka banyaknya anggota dari A
(bilangan kardinal A) ditulis dengan notasi n(A) atau |A|.
Contoh : A = {a, b, c, d, e, f}, maka n(A)
= 6
Cara-Cara atau Metode
Penulisan Himpunan
Ada empat cara atau metode untuk menyatakan (menuliskan) suatu himpunan,
yaitu:
1.
Cara Tabulasi
Cara ini
sering disebut juga dengan cara pendaftaran (roster method) atau enumerasi, yaitu cara menyatakan suatu
himpunan dengan menuliskan anggotanya
satu per satu. Untuk membedakan
anggota yang satu dengan yang lainnya
digunakan tanda koma (,). Jika
banyaknya anggota himpunan itu cukup banyak
atau tak terhingga,
untuk menyingkat tulisan
biasanya digunakan tanda titik tiga (...) yang berarti “dan seterusnya”. Cara tabulasi biasanya digunakan jika anggota dari himpunan itu bias ditunjukan satu persatu (diskrit),
misal:
A
= {0, 1, 2, 3, 4,
...}
B
= {0, 1, 4, 9, 16,
..., 100}
C
= {merah, jingga,
kuning, hijau, biru}
Pada contoh pertama, banyak
anggota dari himpunan A adalah tak terhingga, sehingga
tidak mungkin dituliskan
semua anggotanya satu persatu, oleh karena itu
digunakan titik tiga setelah aturan (pola) bilangan yang disajikan dapat
dilihat. Perhatikan bahwa kita tidak boleh menuliskan seperti A =
{0, ...} atau A = {0, 1, ...} untuk contoh yang
pertama, sebab belum tampak polanya. Penulisan
seperti itu bisa mengandung
interpretasi lain, sehingga
tidak sesuai dengan yang dimaksudkan.
Pada contoh kedua, juga digunakan tanda titik tiga
karena banyak, anggotanya
cukup banyak dan aturan
bilangannya sudah tampak, yaitu kuadrat dari
bilangan cacah. Kardinal dari setiap himpunan di atas adalah n(A)
= ~, n(B) = 11,
dan n(C) = 5.
2.
Cara Pencirian/Deskriptif
Cara ini dikenal dengan “rule method” atau metode aturan, atau disebut juga metode
pembentuk himpunan. Dalam
menggunakan metode deskripsi
ini, anggota dari suatu himpunan tidak disebutkan satu per satu, tetapi
penyajian anggota himpunannya dilakukan dengan mendefinisikan suatu
aturan / rumusan yang
merupakan batasan bagi anggota-anggota himpunan. Himpunan yang
anggotanya diskrit dapat
disajikan dengan cara deskripsi ini, akan tetapi suatu himpunan yang
anggotanya kontinu hanya bisa
disajikan dengan cara deskripsi,
dan tidak bisa disajikan dengan cara tabulasi.
Contoh:
(1) A
= adalah himpuan
bilangan cacah yang lebih dari 1 dan kurang dari 8.
Himpunan A, jika disajikan
dengan cara tabulasi didapat:
A = {2, 3, 4, 5, 6. 7}
Sedangkan
jika disajikan dengan menggunakan metode deskripsi didapat:
A = {x | 1 < x < 8, x
bilangan cacah}
(2)
B
= {x | 1 < x
< 8, x bilangan real}.
Himpunan
tersebut tidak bisa disajikan dengan cara tabulasi,
karena anggotanya kontinu.
Kedua
himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang berbeda, yaitu n(A) = 6 sedangkan n(B) = ~.
3. Simbol-Simbol
Baku
Beberapa himpunan yang khusus
dituliskan dengan simbol-simbol yang sudah
baku. Terdapat sejumlah simbol baku yang menyatakan suatu himpunan, yang biasanya disajikan dengan
menggunakan huruf kapital dan dicetak tebal. Berikut adalah contoh-contoh himpunan yang dinyatakan
dengan simbol baku, yang
sering kita dijumpai, yaitu :
N = himpunan bilangan asli = {1, 2, 3,
...}
P = himpunan bilangan bulat positif =
{1, 2, 3, ...}
Z = himpunan bilangan bulat {...,-2, -1,
0, 1, 2, 3, ...}
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks
4.
Diagram Ven
Dalam diagram venn, himpunan semesta S
digambarkan dengan persegi panjang,
sedangkan untuk himpunan lainnya digambarkan dengan lengkungan tertutup sederhana, dan anggotanya
digambarkan dengan noktah. Anggota dari suatu
himpunan digambarkan dengan noktah yang terletak di dalam di dalam daerah lengkungan tertutup sederhana
itu, atau di dalam persegi panjang untuk anggota
yang tidak termasuk di dalam himpunan itu.
Contoh:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar